Most Recent

Cerita Lupdaka
























Di Bali, Siwaratri selalu dikaitkan dengan cerita Lubdaka. Konon, pada malam Siwaratri, Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan melakukan yoga. Saat yang bersamaan, dikisahkan seorang pemburu bernama Lubdaka kemalaman di hutan dan akhirnya menginap. Agar tidak dimakan binatang buas, si Lubdaka naik ke pohon. Agar tetap terjaga, sebagai pengusir kantuk, si Lubdaka memetik dan menjatuhkan daun-daun pohon yang dipanjatnya dan kebetulan di bawah pohon tersebut ada sebuah lingga Dewa Siwa, jadi secara tidak langsung Lubdaka melakukan pemujaan kepada Dewa Siwa tepat di saat Beliau beryoga.

Dewa Siwa konon sangat senang karena Lubdaka terjaga dan ‘menemani’ Dewa Siwa melakukan yoga. Maka ketika Lubdaka meninggal, saat lembaga yudikatif kahyangan, dalam hal ini Dewa Yama melakukan pengadilan, datanglah satu batalyon tentara sorga yang dikirim oleh Dewa Siwa, dan membawa Lubdaka ke sorga. Padahal, Dewa Yama hendak mengirimnya ke neraka karena profesi Lubdaka sebagai pemburu adalah dosa, membunuhi binatang-binatang tak berdosa demi kesenangan. Sementara, Dewa Siwa sudah terlanjur ‘sayang’ dengan Lubdaka yang menemaninya satu malam beryoga, sehingga melakukan intervensi pada putusan lembaga yudikatif kahyangan pimpinan Dewa Yama.

Cerita diatas, kalau diterjemahkan secara sembarangan, bisa berbahaya. Jadilah siwaratri dianggap sebagai malam penghapusan/penebusan dosa. ini tidak mendidik, dan cara berfikir keagamaan yang kekanak-kanakan. Hukum karmapala jelas menyiratkan bahwa manusia harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya. perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan, perbuatan buruk akan mendatangkan imbalan yang buruk pula. kalau dengan bertapa semalaman bisa menghapus dosa, betapa ‘manusiawi’nya Tuhan ? Ia bisa dibujuk, bisa dirayu-rayu, agar dosa seseorang dihapuskan. ini merendahkan Tuhan, melekatkan sifat-sifat manusia pada Tuhan! apakah Tuhan se subjective itu ? Tuhan bisa senang, bisa marah, bisa menghukum, bisa mengampuni.. jangan-jangan Tuhan yang seperti ini juga bisa ngambek, bisa menangis, minta dibelikan boneka dan kelereng…!! Kalau begitu, masih layakkah ia di puja ? Lalu mengapa perlu berdoa ? ber-Siwaratri ?

Manusialah yang membutuhkan Tuhan. Dengan bersemadi, berdoa khusuk, itu akan memberikan ketenangan, kecerahan batin, dan mendekatkan diri pada Tuhan, pada kesucian. Dengan demikian, cahaya terang Tuhan itu akan membimbing manusia menuju ketenangan, kedamaian, dan akhirnya kesuksesan.Ttuhan ada pada jarak persis sama dengan jarak yang dibuat manusia pada-Nya, Tuhan akan mencintai manusia persis seperti cara manusia mencintai-Nya. Bhagawad Gita mengatakan, dengan cara apapun kau datang, dengan cara itu kau kuterima. pada bagian lain disebutkan

samo ham sarva bhutesu, namo dvesyo sti na priyah. ye bhajanti tu mam bhaktya, mayi te tesu ca pi aham..

semua mahluk adalah sama padaku, tidak ada yang terbenci atau yang tercinta. tapi bagi mereka yang memujaku, maka mereka ada di dalam aku, dan aku ada di dalam mereka.

Begitulah Tuhan, netral. Manusialah yang seharusnya diberikan kebebasan untuk memilih, mau membentuk hubungan seperti apa dengan Tuhan. Sementara, Tuhan hanya berfungsi menjaga agar hukumnya tetap berlaku. Bahkan Tuhan adalah hukum itu sendiri, yang abadi, yang senantiasa berlaku adil.

Jadi, janganlah berharap Tuhan akan mengampuni dosa2 kita. Kitalah yang harus bertindak untuk mengurangi pahitnya akibat dosa yang kita berbuat. Ibarat kopi pahit yang terlanjur kita tuang kedalam air, janganlah berdoa semalaman untuk menyuruh Tuhan agar mengambil dan menyaringnya kembali. Tapi, Kitalah yang harus menambahkan air kedalam kopi itu, sehingga kadar larutan kopi berkurang–sehingga dengan demikian rasa pahitnya berkurang. Perbesarlah bejana kesadaran dan tuangkan air kebijaksanaan, kesucian dan karma baik kedalamnya. Demikian terus menerus, sehingga larutan kopi karma buruk yang pernah dibuat, akan larut dan tak terasa.


Cerita Lupdaka Cerita Lupdaka Reviewed by Sueca Arimbawa on 04.47 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Berkomentarlah sesuka hati anda, keluarkanlah unek-unek anda tentang isi artikel blog saya ini. tapi jangan sepaming, berkata kotor, dll yang berhubungan dengan kekerasan dan pelecehan. "SALAM BLOGGER INDONESIA"

Blogger yang baik, adalah blogger yang berkomentar baik"

Flickr Widget

Diberdayakan oleh Blogger.